بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Oleh: Ratna Utami
Ini sebuah kisah nyata: ada dua orang wanita yang tinggal serumah. Keduanya selalu menyisihkan sebagian harta yang dititipkan Allah pada mereka dengan cara berinfak. Hal ini mungkin bukan sesuatu yang menarik untuk dibicarakan. Tetapi tunggu, ulama tersebut melanjutkan kisahnya.
SASTRA
Oleh Sinta Yudisia*
Nyonya Maali melompat dari kursi. "Apa?"
Sepasang matanya seolah keluar dari tempurung kepala. Sekelompok lelaki, preman sekalipun, mengerut bila berhadapan dengan perempuan macam Nyonya Maali. Kritiknya tajam, suaranya pedih, tuduhannya merajam. Lebih dari itu, uangnya mampu mengaliri nadi untuk tetap hidup. Setiap yang bergantung di ketiaknya merasakan nyaman bersarang di gundukan uang, enggan untuk bersikap memusuhi. Ya, ya, ya. Usahakan ia mendengar persetujuan. Usahakan senyumnya terkembang. Usahakan ia selalu senang. Jika riang gembira, Nyonya Maali ibarat ATM berjalan.
SASTRA
Oleh A Zakky Zulhazmi
Kemarin malam Abah mengajakku makan sego kucing di angkringan. Aku heran, tak biasanya Abah mengajakku makan di luar. Apalagi hanya berdua denganku. Ketika tengah menikmati hidangan, Abah mengambil napas panjang, lalu berujar.
"Nak, Abah pengen cerita."
"Cerita apa, Bah?" aku menatap wajah Abah dalam-dalam.
"Tapi kamu ndak boleh ketawa, lho. Soalnya kamu pasti bakal mengira ini cerita konyol." Nada bicara abah agak kurang percaya diri.
"Iya deh, Bah. Memang cerita apa, sih?
Oleh: Badrul Tamam
Kematian bisa datang kapan saja. Datangnya tanpa ada pemberitahuan. Karenanya seorang hamba Allah yang beriman akan senantiasa bersiap diri kapan saja untuk menghadapi kematian dengan berbekal takwa dan ketaatan.
Sastra
Oleh: Donie K Malik*
Saat langkah kakinya menginjak lantai mal mewah itu, Prabu terkejut. Mal itu tidak seperti apa yang dia lihat sebulan lalu saat terakhir kali berkunjung. Pada waktu itu, dia masih bisa memandang deretan outlet di dalam mal yang berjejer rapi, lengkap dengan barang yang dipajang dalam etalase. Departement store di lantai dua, bioskop megah di lantai tiga, dan deretan restoran di lantai empat pun sirna. Yang dia temui kini hanyalah deretan counter dengan tempat deposit di dalamnya dan papan neon box informasi yang bertuliskan: PENITIPAN NURANI.
Oleh Sabrul Jamil
Siang itu bukanlah seperti siang biasanya. Yang membuat jadi tidak biasa adalah karena saya harus berjalan kaki dari gerbang kompleks menuju rumah. Motor andalan saya baru saja dirawat di bengkel depan kompleks. Karena tidak nyaman menunggu di bengkel, saya memutuskan pulang, menunggu di rumah. Lebih nyaman, dan bebas asap rokok plus knalpot.
Oleh Rifki
Seiring perjalanan waktu yang telah kita lalui, maka semakin banyak orang-orang yang mengisi ruang-ruang dalam kehidupan kita. Mulai dari kawan sepermainan ketika masa kanak-kanak, teman sekelas di sekolah dasar, SMP, SMA, kampus, bahkan teman-teman seperjuangan di kantor atau perusahaan. Secara bergantian, satu per satu mereka datang dan pergi.